Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Perbedaan Should Have, Could Have, Would Have

Kita pasti sudah familiar dengan ketiga bentuk modals should, could dan would.
Ketiga modal tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda.


Should biasanya digunakan untuk menunjukan sebuah saran yang kuat, atau sebuah nasihat. Could biasanya digunakan untuk menunjukan sebuah kemungkinan atau untuk memberikan sebuah izin. Sedangkan would biasa digunakan dalam sebuah kalimat yang bermakna sebuah tawaran atau bisa juga sebuah pengandaian.

Ada bentuk lain dari ketiga modals tersebut yaitu saat dikombinasikan dengan 'have'. Should menjadi should have, could menjadi could have, dan would menjadi would have.
Fungsi dari ketiga bentuk modals tersebut pun berbeda dari bentuk dasarnya.
Berikut penjelasan selengkapnya.

Perbedaan should have, could have, would have


Should have

Should have bermakna "seharusnya telah".
Artinya bahwa kita atau seseorang seharusnya telah melakukan sesuatu yang berbeda dengan apa yang sebenarnya terjadi.

Should have sendiri memiliki dua fungsi, yang pertama should have digunakan untuk menunjukan sebuah masukan yang berbeda dengan situasi yang terjadi di waktu lampau.
Kedua, should have digunakan untuk menunjukan sebuah penyesalan.


Should have untuk memberikan masukan yang berbeda

Dalam konteks ini should have digunakan saat ada seseorang yang telah melakukan sesuatu tapi kita merasa bahwa jika saja dia melakukan hal yang berbeda makan situasi yang terjadipun akan berbeda.

Rumus yang digunakan adalah:

Kalimat verbal:

SUBJECT + SHOULD HAVE + VERB 3 + OBJECT

atau jika kita ingin menggunakan bentuk kalimat nominal kita dapat menggunakan rumus berikut:

Kalimat nominal / non verbal:

SUBJECT + SHOULD HAVE + BEEN + OBJECT

Contoh:

You should have submitted your task before Friday.
(Kamu seharusnya telah mengumpulkan tugasmu sebelum hari Jum'at)


They should have taken recommendation route by google the maps.
(Mereka seharusnya telah mengambil rute yang direkomendasikan oleh google map)


He shouldn't have wasted his money for a party.
(Dia seharusnya tidak menghamburkan uangnya untuk sebuah pesta)


You should have been more patient to our customers.
(Kamu seharusnya telah lebih bersabar kepada para pelanggan kita)


She should have been communicative during teaching and learning process.
(Dia seharusnya komunikatif selama proses pembelajaran)


Should have untuk menunjukan sebuah penyesalan

Kita dapat menunjukan sebuah penyesalan terhadap sebuah kejadian yang telah terjadi di masa lampau dengan menggunakan should have.
Rumus yang digunakan adalah:

Kalimat verbal:

SUBJECT + SHOULD HAVE + VERB 3 + OBJECT

Kalimat nominal / non verbal:

SUBJECT + SHOULD HAVE + BEEN + OBJECT

Contoh:

I should've come earlier this morning.
(Aku seharusnya datang lebih awal pagi ini)


I should've told her about my feeling.
(Aku seharusnya menceritakan kepadanya tentang perasaannku)


I shouldn't have lied to my mom. I felt bad about it.
(Aku seharusnya tidak berbohong kepada ibuku. Aku merasa tidak enak tentang hal itu)


We shouldn't have been rude to Mrs. Melly. She has been nice to us.
(Kita seharusnya tidak kasar kepada Ibu Melly. Dia telah bersikap baik pada kita)


I should've been more wise before I made an important decision.
(Aku seharusnya lebih bijaksana sebelum aku membuat sebuah keputusan penting)

Biasanya dalam sebuah percakapan should have lebih sering digunakan dengan disingkat menjadi should've.



Could have

Kita dapat memaknai could have sebagai "bisa saja telah menjadi" meskipun maknanya bisa saja berbeda tergantung dari konteks kalimat yang digunakan.

Could have digunakan saat menceritakan sebuah kemungkinan yang lain untuk sebuah situasi di masa lampau. Could have juga digunakan untuk menceritakan tentang sebuah pengandaian di masa lampau.
Untuk lebih jelas mari kita bahas lebih lanjut tentang kedua fungsi could have tersebut.


Could have untuk menceritakan sebuah kemungkinan

Saat kita memikirkan kembali sebuah kejadian yang sudah berlalu di masa lampau, kemudian kita memikirkan sebuah kemungkinan yang lain yang berbeda dengan situasi yang sebenarnya, maka kalimat yang kita gunakan untuk menunjukan situasi tersebut adalah dengan menggunaka could have.

Rumus yang digunakan untuk kalimat verbal adalah:

SUBJECT + COULD HAVE + VERB 3 + OBJECT

Sedangkan untuk kalimat nominal / non verbal kita dapat menggunakan rumus:

SUBJECT + COULD HAVE + BEEN + OBJECT

Untuk lebih jelas, perhatikan contoh kalimat berikut:

We could have won the competition if we had practiced intensively.
(Kita bisa saja telah memenangkan kompetisi tersebut jika kita berlatih lebih intensif)


I could have gotten a job if I had listened to my dad's advice.
(Aku bisa saja telah mendapatkan sebuah pekerjaan jika aku mendengarkan nasihat ayahku)


I could have been at the front seat if I had bought the ticket early.
(Aku bisa saja telah berada di kursi depan jika aku membeli tiketnya lebih awal)


We couldn't have been stuck in a traffic jam if we had taken different way.
(Kita bisa saja tidak terjebak dalam sebuah kemacetan jika kita mengambil jalan yang lain)


Could have untuk menceritakan sebuah pengandaian

Could have juga berfungsi untuk menujukan sebuah pengandaian di masa lampau, atau menunjukan sebuah situasi yang tidak nyata yang sifatnya berupa kemungkinan.

Rumus yang digunakan adalah:

SUBJECT + COULD HAVE + VERB 3 + OBJECT

Contoh:

Don't put the candle next to that gas. You could've burnt the whole house!
(Jangan menaruh lilin itu di sebelah gas. Kamu bisa saja membakar seluruh rumah)


Why did you leave your dog with your daughter? That dog could've bitten her!
(Kenapa kamu meninggalkan anjingmu dengan anak perempuanmu? Anjing itu bisa saja menggigitnya)


Tell your girlfriend to stop yelling. She could've made the children panic.
(Beritahu pacarmu untuk berhenti berteriak. Dia bisa saja membuat semua anak panik)



Would have

Mengartikan would have kedalam Bahasa Indonesia dengan padanan kata yang tepat memang sedikit susah, tapi kita dapat mengartikan would have sebagai "akan", karena akan adalah makna yang paling mendekati.

Would have digunakan untuk menunjukan dua buah situasi, yang pertama adalah untuk menunjukan sebuah pengandaian di masa lampau. Pengandaian tersebut merupakan sebuah hasil akhir yang mungkin berbeda jika seandainya kita melakukan suatu hal yang berbeda.

Kedua, would have juga digunakan untuk menunjukan sebuah kemungkinan seperti halnya could have, hanya saja kita menggunakan would have untuk menunjukan bahwa kita merasa lebih yakin terhadap sebuah kemungkinan tersebut.

Rumus yang dapat kita gunakan untuk kalimat menggunakan would have adalah:

SUBJECT + WOULD HAVE + VERB 3 + OBJECT

Atau jika kita menggunakan kalimat nominal / non verbal kita dapat menggunakan rumus:

SUBJECT + WOULD HAVE + BEEN + OBJECT

Contoh:

You would have gotten the scholarship, if you had registered early.
(Kamu akan mendapatkan beasiswa, jika saja kamu mendaftar lebih awal)


If I had gotten one more point, I would have been the top scorer in the match.
(Jika saja aku mendapatkan satu poin lagi, aku akan menjadi pencetak skor terbanyak dalam pertandingan)


He wouldn't have stopped by a police, if  he had worn the helmet.
(Dia tidak akan dihentikan oleh polisi, jika dia mengenakan helm)



Itulah perbedaan antara should have, could have dan would have.
Semoga penjelasan terebut dapat dipahami. Mohon maaf atas segala kekurangan dalam penjelasan materi tersebut.

Untuk soal latihannya silahkan cek link di bawah:

Soal Latihan Perbedaan Should have, Could have, Would have


Semangat menebar manfaat.

Post a Comment for "Perbedaan Should Have, Could Have, Would Have"